Peramalan Permintaan Pasar ke-3
Analisa Pola Peramalan
Data
Pola data historis mempengaruhi pengambil keputusan dalam menentukan metode peramalan
yang tepat. Tabel berikut ini menggambarkan tipe jenis data.
Ukuran Performansi Hasil Peramalan
Untuk mendapatkan hasil peramalan yang baik maka penentuan metode peramalan yang
sesuai menjadi faktor penentu keberhasilan. Pemilihan metode peramalan harus berdasarkan
situasi yang ada seperti horison waktu, jumlah item yang akan diramalkan, pola data masa lalu,
dan tingkat keakuratan yang diinginkan. Ukuran performansi suatu metode peramalan
ditunjukkan oleh galat yang dihasilkan. Galat (error) merupakan selisih antara hasil peramalan
dengan data aktual. Metode peramalan yang baik adalah metode dengan galat terkecil. Galat
dalam peramalan digunakan dalam dua kondisi berikut:
- Jika untuk suatu masalah dapat digunakan beberapa model peramalan, maka galat dapat digunakan untuk memilih metode peramalan terbaik dengan kriteria galat minimum; dan
- Jika untuk suatu masalah hanya dapat digunakan satu model peramalan, maka galat berperan sebagai parameter yang menunjukkan tingkat efektivitas dari model peramalan tersebut. Besarnya galat pada periode ke-t, yaitu e(t), dinyatakan dengan formula berikut:
Bagaimanapun akurasi data yang digunakan harus dapat dipertanggung-jawabkan, karena
kualitas data akan mempengaruhi secara langsung akurasi peramalan. Definisi data yang tepat
serta kemudian dikoreksi untuk menjamin konsistensi merupakan tugas utama setiap orang yang
terlibat dalam sistem peramalan. Indikator dalam pengukuran akurasi peramalan yang paling
umum adalah MAD (Mean Absolute Deviation) atau rata-rata penyimpangan absolut, MAPE
(Mean Absolute Percent Error) atau rata-rata persentase kesalahan absolut dan MSE (Mean
Square Error) atau rata-rata kuadrat kesalahan. Akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila
nilai MAD, MAPE, MSE semakin rendah.
Berkaitan dengan validasi model peramalan dapat menggunakan tracking signal sebagai
berikut:
Tracking Signal yang positif menunjukkan nilai aktual permintaan lebih besar dari ramalan,
sedangkan tracking signal negative berarti nilai aktual permintaan lebih kecil dari ramalan. Suatu
tracking signal yang baik apabila memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai positive error
yang sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat dari tracking signal
mendekati nol. Setelah melakukan perhitungan tracking signal, maka dapat dibentuk peta control
seperti Statistical Process Control (SPC) yang memiliki batas control atas dan batas control
bawah.
Beberapa ahli dalam sistem peramalan seperti George Plossl dan Oliver Wight yang
merupakan pakar production planning and inventory control, menyarankan untuk menggunakan
nilai tracking signal ± 4, sebagai batas-batas pengendalian untuk tracking signal. Apabila tracking
signal telah berada di luar batas-batas kontrol, maka model peramalan perlu ditinjau kembali
karena akurasi peramalan tidak dapat diterima.
Untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam peramalan permintaan dapat dilakukan
dengan cara memperketat batas-batas control dalam range yang lebih rendah, misalnya ± 3, ± 2, ±
1, dan lain-lain. Kondisi ideal tanp kesalahan peramalan adalah 0, meskipun hal tersebut tidak
mungkin tercapai, namun itulah hakekat dari upaya continuous improvement dalam sistem
peramalan untuk menuju ke tingkat kesalahan nol (zero defect orientation).
0 Response to "Peramalan Permintaan Pasar ke-3"
Post a Comment