Peramalan Permintaan Pasar ke-2
Konsep Peramalan Kuantitatif
Dalam kehidupan nyata, setiap data yang dikumpulkan adalah data yang berasal dari
lapangan. Dalam suatu proses pengumpulan data tersebut, terdapat kemungkinan bahwa data
yang terkumpul merupakan data yang tidak layak untuk diproses. Oleh karena itulah data yang
terkumpul harus disaring terlebih dahulu untuk memastikan bahwa data yang akan diproses
merupakan data yang tidak bermasalah dan sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
Tidak terkecuali dalam peramalan, data penjualan yang digunakan sebagai data konstruksi
merupakan data yang berasal dari “lapangan”. Selalu terdapat kemungkinan, terdapat kesalahan
dalam pencatatan data penjualan. Jika data yang salah tersebut digunakan untuk membangun
model maka model yang terbentuk tidak dapat merepresentasikan kondisi aktual. Untuk
menghindari hal tersebut, harus dilakukan pre-processing data untuk memastikan data yang
digunakan untuk membentuk model adalah data yang layak.
Pre-processing Data
Pre-processing data merupakan proses yang dilakukan pada data mentah yang disiapkan
untuk prosedur pemrosesan data yang lain. Metode pengumpulan data primer terkadang tidak
dikontrol dengan baik sehingga dapat menghasilkan masalah terkait representasi sistem existing
yang digambarkan oleh data. Memproses atau menganalisis data yang bermasalah bisa
mendapatkan hasil yang salah. Maka dari itu, harus dilakukan proses pre-processing data untuk
menghindari fenomena GIGO (Garbage In, Garbage Out).Masalah yang dapat terjadi dalam
peramalan adalah ketidaklengkapan data (missing data). Dalam Hair (2010) dijelaskan bahwa
missing data adalah ketidaktersediaan informasi untuk suatu subyek atau kasus.
Mengklasifikasi missing data dan penyebabnya dilakukan melalui beberapa langkah yang tidak
hanya mengidentifikasi dampak dari missing data, namun juga memberikan perbaikan untuk
menghadapi data tersebut dalam analisis. Dalam Hair (2010) juga dikatakan bahwa pada isu
yang terkait missing data, tugas peneliti adalah untuk mengidentifikasi dan melihat hubungan
yang terdapat pada missing data sehingga jika dilakukan perbaikan, hasilnya akan memiliki
distribusi yang sama atau mirip dengan distribusi data aslinya.
Berdasarkan jenisnya terdapat 2 tindakan yang dapat dilakukan untuk menghadapi missing
data yang terdapat dalam set data yakni:
1. Mengabaikan missing data
Tindakan ini dilakukan karena terdapat allowance untuk missing data yang normal terjadi
dalam teknik yang dilakukan. Missing data juga dapat diabaikan dengan alasan yang dapat
diterima misalnya karena data yang disensor.
2. Menghiraukan missing data
Tindakan ini dilakukan jika peneliti bisa mengidentifikasi bahwa missing data terjadi karena
faktor prosedural, misalnya saja kesalahan dalam menginput data. Untuk mengatasi missing
data yang dapat dihiraukan, terdapat alternatif tindakan berupa penghapusan variabel atau
case, namun tindakan tersebut hanya dapat dilakukan pada data multivariat dan beberapa data
univariat. Sedangkan untuk data univariat berupa data time series, penghapusan tidak dapat
dilakukan karena data dari tiap waktu harus diperhitungkan untuk menentukan model
peramalan terbaik.
Metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi missing data, antara lain:
a. Mean Substitution
Mean substitution dilakukan dengan mengganti nilai missing data dengan rata-rata data
yang ada. Metode ini dapat digunakan pada data numerik.
b. Regression-Based Approach
Pada metode ini, analisis regresi digunakan untuk memprediksi nilai variabel missing
data berdasarkan hubungannya dengan variabel lain pada set data. Metode ini
mengasumsikan bahwa terdapat hubungan antara missing data dengan variabel lain yang
terdapat pada set data.
c. Case Substitution
Metode ini dilakukan dengan mengganti keseluruhan variabel yang memiliki missing
data dengan data lain dari observasi.
d. Hot or Cold Deck Imputation
Hot Deck Imputation dilakukan dengan mengganti nilai variabel dengan nilai yang
dimiliki oleh case lain pada observasi, yang dianggap memiliki kasus serupa. Sedangkan Cold
Deck Imputation dilakukan dengan mengganti nilai variabel dengan berdasarkan pada sumber
eksternal (misalnya observasi lain).
Metode Peramalan Kuantitatif
Model peramalan kuantitatif merupakan metode peramalan yang dilakukan berdasarkan
data yang memadai. Jenis metode peramalan kuantitatif yakni model kuantitatif ekstrinsik dan
intrinsik. Model kuantitatif ekstrinsik sering disebut sebagai model kausal, dan yang paling
popular adalah model-model regresi (regression causal model). Model kuantitatif intrinsik sering
disebut sebagai model deret waktu (time series). Model deret waktu yang umum dan populer
diterapkan dalam peramalan antara lain rata-rata bergerak (moving averages), pemulusan
eksponensial (exponential smoothing) dan proyeksi kecenderungan (trend projection).
Metode Kausal
Metode kausal terdiri atas teknik-teknik peramalan yang menggunakan informasi atas
satu atau beberapa independent variable untuk memprediksi dependent variable dengan
memanfaatkan pengetahuan atas hubungan antara variabel-variabel tersebut. Teknik utama
dalam model-model kausal ini adalah model regresi.
Model Regresi merupakan salah satu model statistik yang mencoba untuk menjelaskan
perubahan satu atau beberapa variabel ketika variabel lainnya mengalami perubahan. Variabel
yang akan dijelaskan perubahannya biasa disebut variabel dependen atau variabel respons.
Variabel yang menjelaskan perubahan variabel dependen (respons) disebut variabel
independen atau variabel eksplanatori atau regresor atau prediktor. Pada modul ini istilah
yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen.
Pada metode kausal jenis regresi yang biasanya digunakan adalah multiple regression.
Pada metode kausal, variabel independen (xi) merupakan variabel-variabel yang menyatakan
sesuatu yang bukan waktu.
- Terdapat alasan apriori untuk menganggap bahwa satu variabel dipengaruhi oleh variabel yang lain. Sebagai contoh, terdapat alasan yang kuat untuk mempercayai bahwa iklan akan mempengaruhi tingkat penjualan.
- Sebuah indikator utama dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, tingkat kelahiran bayi saat ini dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan akan busana balita untuk beberapa tahun ke depan.
- Horison waktu peramalan yang relevan. Dalam jangka pendek, jarak waktu (delay) antara efek kausal dan waktu saat data dikumpulkan dapat diabaikan. Namun dalam jangka panjang terdapat kemungkinan bahwa efek kausal telah bergeser akibat faktor jarak waktu.
Metode Deret Waktu
Metode deret waktu memanfaatkan data masa lalu untuk meramalkan suatu kondisi di
masa yang akan datang. Peramalan dengan metode time series menggunakan sumbu x untuk
menunjukkan skala waktu seperti minggu, bulan, kuarter, atau tahun.
Beberapa metode kuantitatif yang sering digunakan untuk meramalkan permintaan pasar
antara lain naive forecast, simple moving average, weighted moving average, single
exponential smoothing, exponential smoothing with trend adjustment, linear regression with
time, dan seasonal adjustment.
a. Naive Forecast
Metode ini sangat mudah diaplikasikan dengan menggunakan aturan sederhana. Naïve
forecast digunakan untuk peramalan dalam jangka pendek dan dengan jumlah permintaan
stabil. Misalnya peramalan untuk bulan depan sama dengan data bulan sebelumnya atau dengan
data dari bulan yang sama tahun lalu. Walaupun metode ini sangat sederhana namun metode ini
dipercaya sangat efektif
b. Simple moving average
Metode ini memanfaatkan rata-rata data aktual dari beberapa periode masa lalu.
Penggunaan metode ini diawali dengan menentukan jumlah periode data masa lalu yang akan
digunakan untuk meramalkan masa datang. Rata-rata data masa lalu yang digunakan bersifat
dinamis disesuaikan dengan periode yang akan diramalkan. Semakin banyak jumlah periode
yang digunakan untuk peramalan maka hasil yang diperoleh akan lebih smooth.
c. Weighted moving average
Sama halnya dengan metode simple moving average, metode ini juga memanfaatkan data
aktual dari beberapa periode masa lalu. Perbedaanya terletak pada penggunaan bobot dalam
meramalkan permintaan periode masa datang. Pemilihan bobot akan berpengaruh terhadap
galat peramalan.
d. Single exponential smoothing
Metode ini memanfaatkan data hasil peramalan periode sebelumnya dan data aktual dari
periode yang bersangkutan. Exponential smoothing bertujuan untuk melakukan penyesuaian
antara hasil peramalan dengan data aktual.
e. Exponential smoothing with trend adjustment
Metode ini mempertimbangkan adanya factor trend pada data. Exponential smoothing with
trend adjustment merupakan perkembangan dari metode simple moving average. Beta (β)
menggunakan perubahan nilai aktual untuk memodifikasi tren peramalan dari periode
sebelumnya. Untuk menghilangkan pengaruh level dan trend data peramalan maka dibutuhkan
data dari beberapa periode sebelumnya.
f. Linear regression with time
Metode ini berupaya untuk mengestimasi sebuah garis lurus yang sesuai dengan kumpulan
titik-titik yang ada. antara garis estimator dengan masing-masing titik. Garis tersebut terdiri
dari intercept dan slope. Kedua nilai ini berubah seiring dengan pertambahan periode
peramalan Berbeda dengan metode kausal, metode ini, waktu merupakan variabel independent.
g. Seasonal adjustment
Metode ini digunakan jika pola data masa lalu bersifat musiman. Variasi pola ini harus
dikuantifikasi agar galat peramalannya dapat diminimasi. Jika data tersebut juga memiliki
tren tertentu maka hal tersebut juga harus diperhitungkan.
0 Response to "Peramalan Permintaan Pasar ke-2"
Post a Comment